Popular Posts

» »Unlabelled » Kapital Sosial


Definisi kapital sosial menurut beberapa ahli :
1.      Bourdieu (1986) mendefinisikan kapital sosial sebagai sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik (atau dengan kata lain: keanggotaan dalam kelompok sosial) yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan kolektif.
2.      Coleman (1988) mendefinisikan kapital sosial sebagai sesuatu yang memiliki dua ciri, yaitu merupakan aspek dari struktur sosial serta memfasilitasi tindakan individu dalam struktur sosial tersebut. Dalam pengertian ini, bentuk-bentuk kapital sosial berupa kewajiban dan harapan, potensi informasi, norma dan sanksi yang efektif, hubungan otoritas, serta organisasi sosial yang bisa digunakan secara tepat melahirkan kontrak sosial.
3.      Putnam (1993) mendefinisikan kapital sosial sebagai suatu nilai mutual trust (kepercayaan) antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pemimpinnya. Kapital sosial didefinisikan sebagai institusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma (norms), dan kepercayaan sosial (social trust) yang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk kepentingan bersama. Hal ini juga mengandung pengertian bahwa diperlukan adanya suatu social networks (networks of civic engagement) atau ikatan/jaringan sosial yang ada dalam masyarakat, dan norma yang mendorong produktivitas komunitas. Bahkan lebih jauh, Putnam melonggarkan pemaknaan asosiasi horisontal, tidak hanya yang memberi desireable outcome (hasil pendapatan yang diharapkan) melainkan juga undesirable outcome (hasil tambahan).
4.      Fukuyama (1993, 1999) menjelaskan kapital sosial menunjuk pada kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya. Fukuyama merumuskan kapital sosial menunjuk pada serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka (dalam Lawang, 2004). Menurut Fukuyama, kapital sosial mengandung beberapa aspek nilai (values), setidaknya terdapat empat nilai yang sangat erat kaitannya yakni :
·         universalism yaitu nilai tentang pemahaman terhadap orang lain, apresiasi, toleransi serta proteksi terhadap manusia dan makhluk ciptaan Tuhan,
·         benevolence yaitu nilai tentang pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan orang lain,
·         tradition yaitu nilai yang mengandung penghargaan, komitmen dan penerimaan terhadap tradisi dan gagasan budaya tradisional, dan
·         conformity yaitu nilai yang terkait dengan pengekangan diri terhadap dorongan dan tindakan yang merugikan orang lain, serta
·         security nilai yang mengandung keselamatan, keharmonisan, kestabilan dalam berhubungan dengan orang lain dan memperlakukan diri sendiri (Ancok, 2003).

5.      Lawang (2004) merumuskan kapital sosial sedikit lain dari yang dikemukakan para ahli sebelumnya. Kapital sosial menunjuk pada semua kekuatan sosial komunitas yang dikonstruksikan oleh individu atau kelompok yang mengacu pada struktur sosial yang menurut penilaian mereka dapat mencapai tujuan individual dan / atau kelompok secara efisien dan efektif dengan kapital-kapital lainnya. Definisi ini dijelaskan oleh Lawang dalam perspektif sosiologi sebagai berikut;
·      Kekuatan sosial menunjuk pada semua mekanisme yang sudah dan dikembangkan oleh komunitas dalam mempertahankan hidupnya.
·  Pengertian komunitas dapat mengacu pada komunitas mikro, mezo dan makro. Kekuatan-kekuatan sosial sebagai kapital sosial dapat terbatas pada komunitas itu saja yang dilihat sebagai bounded social capital atau jika sudah dikaitkan dalam bentuk jaringan dengan kapital sosial meso dan makro dapat disebut sebagai bridging social capital. Kalau satuan pengamatan dan analisisnya adalah meso sebagai bounded maka yang makro adalah bridging.
·   Kapital sosial itu pada dasarnya adalah konstruksi sosial, artinya, melalui interaksi sosial individu-individu membangun kekuatan sosial (kolektif) bersama untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi.
·   Kapital sosial dalam pengertian ini merupakan alat (means) yang dikonstruksikan individu-individu mencapai tujuan (end) bersama.
·        Ada kemungkinan kapital sosial dominan dalam mengatasi suatu masalah sosial tetapi mungkin juga tidak seberapa pentingnya. Namun prinsip sinerji tetap berlaku agar kapital sosial dapat digunakan sebagai kekuatan sosial untuk mencapai tujuan bersama.

Dari berbagai pengertian kapital sosial yang sudah dikemukakan di atas, kita bisa mendapatkan pengertian kapital sosial yang lebih luas yaitu berupa jaringan sosial, atau sekelompok orang yang dihubungkan oleh perasaan simpati dan kewajiban serta oleh norma pertukaran dan civic engagement. Jaringan ini bisa dibentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan kepercayaan politik atau agama, hubungan genealogis, dan lain-lain.
Jaringan sosial tersebut diorganisasikan menjadi sebuah institusi yang memberikan perlakuan khusus terhadap mereka yang dibentuk oleh jaringan untuk mendapatkan kapital sosial dari jaringan tersebut. Dalam keadaan tersebut, dalam level mekanismenya kapital sosial dapat mengambil bentuk kerjasama. Perlu ditegaskan bahwa ciri penting kapital sosial sebagai sebuah kapital, dibandingkan dengan bentuk kapital lainnya adalah asal usulnya yang bersifat sosial, yaitu relasi sosial itu dianggap sinerji atau kompetisi dimana kemenangan seseorang hanya dapat dicap di atas kekalahan orang lain.
tiga tipe kapital sosial, yaitu :
1.      Bonding social capital
Social bounding adalah, tipe kapital sosial denga karakteristik adanya ikatan yang kuat (adanya perekat sosial) dalam suatu sistem kemasyarakatan. Bonding social capital bisa berupa nilai, kultur, persepsi dan tradisi atau adat-istiadat (custom).
2.      Bridging social capital
Social bridging (jembatan sosial) merupakan ikatan sosial
yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik kelompoknya. Ia bisa muncul
karena adanya berbagai kelemahan sehingga memutuskan untuk membangaun kekuatan di luar dirinya. Bridging social capital bisaberupa institusi maupun mekanisme.
3.      Linking social capital

Linking social capital bisa berupa hubungan/jaringan sosial yang dikarakteristikkan dengan adanya hubungan di antara beberapa level dari kekuatan sosial maupun status sosial yang ada dalam masyarakat.

Unknown

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu